ASESMEN TIK

 Biografi Presiden Republik Indonesia 

Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan pernah dipimpin oleh 7 orang yang menjadi kepala negara. Tujuh presiden yang pernah memimpin Indonesia memiliki kehidupan serta latar belakang sendiri. Berikut ini kita akan membahas Biografi presiden Indonesia dari dahulu sampai sekarang.

1. Dr. Ir. H. Soekarno: Presiden RI ke-1 : (1945-1966)



Dr. Ir. H. SOEKARNO lahir dari keturunan bangsawan Jawa, waktu kecil bernama Kusno yang kemudian akrab dengan panggilan Bung Karno saja. la hanya beberapa tahun hidup bahagia bersama orang tuanya di Blitar. Tamat SD tinggal di Surabaya, indekost di rumah H.O.S. Cokroaminoto, politisi kawakan tokoh Syarikat Islam. Sambil belajar, Soekarno menggembleng jiwa nasionalismenya.

Lulus SLTA, Soekarno melanjutkan sekolahnya ke ITB di Bandung. Setelah meraih title Ir. pada tahun 1926, H.O.S. Cokroaminoto mengambilnya sebagai menantu. Soekarno kemudian mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia, 1927) dan berhasil merumuskan ajaran Marhaen. Karena merasa khawatir, penjajah Belanda kemudian menjebloskan Soekarno ke penjara Sukamiskin, Bandung (29 Desember 1929). Delapan bulan kemudian baru disidangkan di pengadilan dengan tuduhan mengambil bagian dalam suatu organisasi yang bertujuan melakukan kejahatan di samping usaha menggulingkan kekuasaan Hindia-Belanda. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, dengan gagah berani Bung Karno menelanjangi kemurtadan bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pada tahun 1933, Belanda membuang Bung Karno ke Endeh, Flores, kemudian memindahkannya ke Bengkulu.Menjelang akhir masa bhaktinya, proklamator itu pernah berkata, ‘Selangkah saja saya maju, negara ini akan hancur”. Ia memang tak bergeming sedikit pun. Lebih baik dirinya lebur dari pada bangsa dan negara ini hancur.

Meskipun kini sudah lama ia tiada, tetapi nama besarnya tak pernah pudar, kekal di hati rakyat Indonesia. Itu berkat jasanya kepada bangsa dan negara yang tak terhingga.

2. Soeharto : Presiden ke-2 (1968-1998)



SOEHARTO, terlahir dari pasangan suami istri Sukirah dan Kertoredjo. Dulu orang tua itu cuma berharap anak tunggalnya asal bisa membantu di sawah saja. Syukur kalau dapat melanjutkan jabatan menjadi ulu-ulu di kampung mereka, Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta.

Pak Harto harus bersusah payah untuk bisa sekolah, SD dan SMPnya diselesaikan sampai beberapa kali pindah dari Twir, Yogyakarta, Wuryantoro, Solo, Wonogiri dan Yogyakarta. Disamping itu ia masih menyempatkan sekolah Agama, agar mendapat ilmu dan keteladanan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian karena terpanggil untuk membela tanah air, Soeharto, si anak desa itu melanjutkan Sekolah Bintara di Gombong.

Setelah terpilih menjadi prajurit teladan, pangkat bintara itu tak lama kemudian menjadi Sersan. Di jaman Jepang Pak Harto masuk polisi, lalu pindah ke Peta sampai berpangkat Komandan Pelopor. Ia resmi menjadi anggota TNI pada 5 Oktober 1945 ketika berusia 24 tahun. Sampai terakhir berpangkat Jenderal.

Tugas yang pernah diemban oleh Pak Harto, antara lain: Pengawal Panglima Besar Sudirman, Memimpin Serangan Umum merebut Ibukota RI Yogyakarta (1 Maret 1949), Panglima Mandala / Pembebasan Irian Barat (1962-1963), dan menghancurkan Gerakan 30 September 1965 / PKI. Tugas yang terakhir itu ia lakukan berdasarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar). Atas sukses itu, kemudian MPRS mengangkat Jendral Soeharto menjadi Presiden Rl kedua menggantikan Soekarno.

Sebagai negarawan, Pak Harto lama-lama menjadi panutan kalangan pemerintahan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN). Salah satu keberhasilannya ialah mengendalikan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang berpenduduk sangat majemuk dan amat beragam adat istiadatnya. Selama 20 tahun tanpa konflik yang berarti, sedang sebelumnya selalu ribut.

Sukses itu membuka kesempatan untuk membangun secara rencana dan berkesinambungan. Dalam percaturan Internasional, Indonesia semakin mendapat kepercayaan, dengan makin banyaknya kerja sama dengan negara-negara berkembang. Dengan semangat giat belajar, tekun beribadah serta senantiasa membaktikan diri kepada bangsa dan negara, ternyata Soeharto anak petani yang sangat bersahaya dari desa berhasil menjadi negarawan yang baik.

3. B. J. Habibie : Presiden RI ke-3 : (1998-1999)



BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE, menjadi presiden pada tanggal 21 Mei 1998 menggantikan Jendral Soeharto yang meletakkan jabatan karena dipaksa mundur oleh rakyat. Sebelumnya, B.J. Habibie menjadi wakil presiden Rl ke tujuh periode 1998-2003, tapi ia hanya memangku jabatannya selama kurang lebih 2 bulan.

Dalam usia 13 tahun, Rudy, demikian Habibie biasa dipanggil, ditinggal wafat ayahnya, Alwie Abdul Jalil Habibie, bekas Kepala Jawatan Pertanian Sulawesi Selatan. Ibunya, RA Tuti Marini Puspowardjo yang asal Yogyakarta menganjurkan Habibie berangkat ke Bandung untuk masuk SMP, kemudian ia menyusul setelah anaknya kelas dua SMA. Setahun di ITB, atas usaha ibunya, Habibie mendapat beasiswa P&K untuk belajar di Jerman Barat. Gelar insinyur mesin dan Kontruksi pesawat terbang diraih Habibie pada usia 21 tahun, ia kemudian meneruskan sekolahnya lagi dengan biaya sendiri. Waktu lulus, Habibie orang pertama di luar Jerman, setelah perang dunia ke II yang membuat skripsi mengenai aeronautika.

Habibie kemudian bekerja sebagai asisten riset di Technische Hocheschule (TH) Aachen, ia menghasilkan desain kapal selam dalam (deep sea), gerbong kereta api, juga ruangan bersuhu dan bertekanan tinggi dari bagian reaktor atom untuk atom Center Julich. Sebagai sarjana ahli, kemudian wakil presiden direktur Messrchumitt Bolkow-Blohm (MBB), ia mendesain beberapa jenis pesawat terbang termasuk proyek-proyek satelit dan rudal.

Pada tahun 1974, karena kecerdasan Habibie membuat presiden Soeharto memanggilnya pulang ke Indonesia. Selanjutnya ia diangkat menjadi penasihat Presiden RI, memimpin Devisi Adveced Technologi Pertamina yang merupakan cikal bakal BPPT dan merintis industri pesawat terbang di Bandung, Ia juga berhasil membuat pesawat pertama Indonesia CN235. B.J. Habibie turun dari jabatannya sebagai presiden Rl pada tanggal 20 Oktober 1999 karena pertanggungjawabannya tidak diterima oleh sidang umum MPR 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang kami

 Kisi2 IPS 1. Letak geografis Indonesia 2. Letak astronomis Indonesia 3. Letak geologis Indonesia  4. Pembagian waktu Indonesia dan wilayah ...